Ketika mendengar istilah kepribadian narsistik, Anda mungkin membayangkan orang yang senang mengunggah foto dirinya dalam berbagai gaya dan sudut. Namun sebenarnya dalam dunia psikologis kepribadian narsistik memiliki pengertian yang lebih dalam dari sekadar kegemaran berpose dan mengunggah foto di sosial media. 

Kepribadian narsistik merupakan salah satu gangguan kepribadian dimana seseorang merasa bahwa ia lebih unggul dan lebih penting dari orang lain. Ia selalu merasa haus akan pujian dan memiliki keinginan tinggi untuk selalu dipuji dan dibanggakan. Namun di balik sikap arogan tersebut, ia memiliki kepercayaan diri yang rendah dan mudah rapuh hanya karena mendapat sedikit kritikan. 

Penyebab dan cara mendiagnosis orang dengan kepribadian narsistik 

Penyebab dari gangguan kepribadian narsistik ini belum dapat diketahui secara pasti. Para ahli menduga kepribadian narsistik berhubungan dengan lingkungan, pola asuh orang tua, trauma yang dialami di masa kecil, hingga pengaruh genetik dan karakteristik seseorang. 

Gejala orang yang memiliki kepribadian narsistik pun sangat beragam dan mirip dengan masalah kepribadian lainnya. Beberapa gejala khas dari kepribadian narsistik di antaranya senang melebih-lebihkan pencapaian diri sendiri, merasa diri lebih superior dibanding orang lain, dan menganggap dirinya pantas mendapat perlakuan spesial dari orang lain. 

Namun, untuk dapat mengatakan bahwa seseorang memiliki kepribadian narsistik diperlukan pemeriksaan langsung dari para ahli. Biasanya dokter atau psikolog akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan pasien gejala narsistik tidak disebabkan masalah fisik. Selain itu dokter juga akan melakukan pemeriksaan melalui kuesioner dan pemeriksaan tanda serta gejala lainnya. Setelah pemeriksaan dirasa cukup, dokter akan merekomendasikan penanganan yang sesuai dengan kondisi pasien. 

Cara mengatasi kepribadian narsistik

Orang dengan kepribadian narsistik umumnya tak mau mendengarkan pendapat orang lain karena merasa dia selalu benar. Untuk mengatasinya, dibutuhkan konseling dalam jangka panjang agar pasien mampu memahami gangguan kepribadian yang dialami dan mau memperbaikinya. Beberapa pengobatan yang dapat diberikan bagi pemilik kepribadian narsistik di antaranya: 

1. Psikoterapi

Psikoterapi atau terapi bicara merupakan salah satu jenis terapi yang banyak digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan mental yang dan masalah emosi pasien. Dengan psikoterapi diharapkan dapat membantu pasien untuk:

• Belajar memahami orang lain sehingga bisa menjalin hubungan yang baik dengan orang lain
• Memahami dan mengelola emosi yang dimiliki, mengenali pemicu rasa kompetisi yang sering muncul dalam diri dan keinginan untuk selalu menjadi unggul di hadapan orang lain
• Belajar menerima kegagalan dan kekurangan diri sendiri serta menyadari bahwa tidak ada orang yang sempurna
• Meningkatkan rasa percaya diri 
• Belajar memiliki ekspektasi yang realistis pada orang lain

2. Cognitive behavioral therapy (CBT)

Terapi perilaku kognitif efektif untuk membantu individu mengubah pola pikir dan perilaku yang merusak. Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengubah pikiran yang menyimpang dan menciptakan citra diri yang lebih realistis. 

3. Obat-obatan

Pemilik kepribadian narsistik juga dapat mengonsumsi obat-obatan antidepresan dan antipsikotik untuk menghilangkan gejala kecemasan yang terkadang muncul. Pasien juga dapat diberi obat-obatan seperti mood stabilizers untuk mengatasi perubahan suasana hati. 

Orang dengan kepribadian narsistik sering mengalami masalah dalam pergaulan termasuk di lingkungan pekerjaan. Bila Anda merasa memiliki gangguan kepribadian narsistik atau mengenal orang-orang yang memiliki masalah kepribadian tersebut, sebaiknya ajak untuk berkonsultasi ke dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan.